"Cara supaya kamu benar-benar menekuni apa yang kamu
kerjakan sekarang, adalah dengan mengorbankan banyak hal dalam
menjalaninya," demikian nasihat mbak yang baik hati melatihku memanah.
Tidak persis seperti itu, tapi begitulah intinya. Aku curhat betapa
mahalnya peralatan memanah. Sebatang anaknya saja bisa mengeringkan
kantong dalam sekejap. Masih satu anak panah. Apalagi sewaktu string
putus, mata anak panah menghilang, dan segenap perintilannya yang
harganya agak keterlaluan dilihat dari sudut pandang anak rantau. "Kalo
kamu tabung perlahan-lahan, kamu beli satu persatu, bukankah kamu jadi
lebih semangat untuk berlatih?"
Ah, dia benar. Karena
selanjutnya kocek harus dirogoh, demi olahraga yang lain. Yang sama
menyenangkannya dan sama berfaedahnya. Awalnya latihan sebulan sekali.
Lambat laun seminggu sekali. Semakin ke sini merencanakan seminggu dua
kali.
"Aku punya peralatan ini. Sayang kalo gak pernah dipakai."
Kemudian terbinalah diri ini, jiwa raga dan pikirannya. Kadang, totalitas harus tanpa batas.
Latihan memanah di mana?
BalasHapusdi belakang gym kak, bareng Alhur archery community
HapusOwalah..
Hapus