Suatu hari, seorang murid di sekolah kehidupan pergi
mengembara. Ia menunggangi kuda ajaibnya yang berwarna merah muda.
Perjalanan yang ia tempuh cukup jauh dan melelahkan. Murid itupun merasa
lapar, perutnya yang memang agak berbeda dengan perut manusia
kebanyakan bergenderang nyaring dan berisik. Demi memenuhi hasrat
perutnya yang berkeroncong itu, ia mengarahkan pacu kudanya menuju
pasar. Kuda terus berderap dengan kencang dan akhirnya tibalah mereka di
pinggir pasar. Dari kejauhan, murid itu melihat sebuah tenda besar
berwarna merah dan oranye, sangat mencolok di keramaian pasar. Seperti
tersihir, ia menghampiri tenda itu tanpa menoleh kemanapun lagi. Di atap
tenda itu terpasang tulisan 'pabrik keju'. Alih-alih menjual keju,
tenda tersebut malah menjual ayam bermacam-macam. Sang murid melongo dan
mengagumi serba serbi ayam itu. "Anda sedang lapar, Tuan?" Penjaga stan
menghampiri dan bertanya. Ia adalah seorang bapak gendut yang kelihatan
sangat ramah dan kenyang. Pipinya gembil berwarna merah berseri-seri.
Entah mengapa, melihat bapak itu nafsu makan sang murid meningkat
berkali lipat. Ia secara spontan menunjuk seonggok daging ayam yang
warnanya cerah sekali, tidak pernah ia lihat sebelumnya. "Wah, wah. Itu
adalah ayam api, Tuan. Rasanya pedas luar biasa. Tapi untuk
menghilangkan pedasnya, saya sudah menyiapkan air ramuan yang segar ini.
Lengkap dengan pasta keju yang lezat!" Penjaga stan tampak semangat
menjelaskan menunya yang 'pedas' itu. Sang murid mengangguk, ia ingin
mencoba ayam api. Lantas ia pergi meninggalkan pasar dan berteduh di
bawah sebatang pohon yang di bawahnya terdapat mata air kecil. Gigitan
pertama, rasa lezat menghampiri seisi mulut sang murid. Gigitan kedua,
rasa pedaslah yang singgah. Gigitan ketiga, telinganya serasa terbakar.
Buru-buru ia meminum ramuan yang diberikan tadi, yang warnanya sangat mirip
kuda ajaib dan rasanya pun ajaib. Meskipun lidah dan telinganya serasa
terbakar, serta matanya mulai berair lantaran kepedasan, ia seolah tidak
mampu berhenti mengunyah. Setelah habis santapannya, sang murid duduk
sejenak. Perlahan, rasa nyeri menusuk-nusuk perutnya. Oh tidak! Ia
dilarang tabib makan makanan pedas. Sekarang, maagnya kumat
The End
Hahaha, ini pengalaman pribadi kah?? XD
BalasHapusIyaaa kak pribadi banget XD
BalasHapus