Kamis, 12 Oktober 2017

Rezeki Bubur Ayam

Fabiayyi 'ala irabbikuma tukadzdzibaan?

Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Kisah ini harus diurai kembali menuju masa lalu. Tepatnya 6 tahun yang lalu. Bercerita tentang satu porsi bubur ayam. .
.
Alkisah, 6 tahun yang lalu, ada seorang anak gadis yang sangat suka makan bubur ayam telkom siantar. Rasa merica yang menggigit lidahnya tidak hilang dari ingatan. Suatu hari, gadis itu sangat ingin makan bubur ayam tersebut. Dia pun berkata pada teman-temannya:
.
.
Anak gadis: pengen bubur ayam telkom kali lho weee (logat siantar)
Kawan-kawan: kau belilah sana ke telkom itu
Anak gadis: kayaknya istirahat kedua aku mau naik angkot lah ke sana
Kawan-kawan: pigilah kau sana. Jauh gitu kok mau pigi pulak (ngejek)
Anak gadis: gak tau aku weee. Kok pengen kali yaa?
.
.
Anak gadis itu pun termenung saking pengennya. Dia pun bertekad mau naik angkot buat beli bubur ayam telkom yang jauh kali dari sekolahnya. Tiba-tiba....
.
.
"Trik, kau dicariin mamakmu!" Kata kawannya. Anak gadis ini langsung melihat ke arah pintu kelas. Di sana berdiri sesosok perempuan bercadar dengan kantong plastik berwarna merah. Itu adalah bu AL, ibu si anak gadis, sekaligus guru di sekolahnya. Bu AL masuk dan meletakkan kantok plastik itu. .
.
Bu AL: mama teringat kakak belum sarapan. Jadi mama beli ini
.
.
si anak gadis pun membuka box yang ada di plastik merah itu dan menemukan BUBUR AYAM TELKOM SIANTAR
.
.
Dengan mata berbinar dia berkata pada bu AL
.
.
Anak gadis: dari tadi pengen ini lho ma
Bu AL: (tersenyum, eh gak kelihatan) rezekinya kakak
Anak gadis: 😢😢😢 terima kasih ya Allah
.
.
Demikianlah, anak gadis itu pun makan bubur ayam yang diidam-idamkannya sedari pagi.
.
.
Sekian
pigi: pergi
Kali: banget
Pulak: pula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar