Kamis, 20 Januari 2022

SENANDIKA SENJA-Prolog

    Gelas yang kau hirup menyisakan aroma kopi susu dan mengantarku pada masa-masa di mana dulu kau masih bahagia. Raut wajahmu kosong, jelas diliputi hampa yang menyesakkan sementara matamu memandang awang-awang yang sayup-sayup bisa kudengar ada obrolan apa di sana. Seandainya aku bisa membasuh lukamu dan merawatnya dengan baik. Mengembalikan senyummu yang tak pernah terlihat lagi sejak saat itu. Hari di mana dunia runtuh dan hati semua orang berkeping-keping. 
    Ragamu di sini tapi jelas-jelas batinmu pergi. Separoh jiwamu hilang dan aku membencinya. Kutanya pelan, "Jadi, bagaimana?" Hanya hela napas yang keluar dan kita kembali senyap. Bahkan bulan sembunyi, kodok bangkong terdiam, hujan berhenti menari. Ah, hening ini membuatku menderita. Aku mengaduk teh dan lama-lama terhisap ke dalamnya. Larut, lenyap menuju masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar