Bis terus melaju bagai obrolan kita. Tidak kudengar sahut yang lain, pikiranku sibuk merangkai cerita. Matahari turun, keremangan memenuhi dan detak jantungmu semakin jelas karena kali ini, orang-orang hanyut dalam dengkur. Ditenangkan mimpi sampai tujuan meski aku tak mau bis berhenti. Kuraba punggung kursimu, seandainya saja kita tanpa sekat.
Laun aku terpejam. Kisah kita sudah berakhir. Waktu hari terang lagi, kudapati matamu berkaca-kaca menatapku dari balik kursi bis patas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar