Senin, 15 Juni 2015

MAAF

Maaf, sekiranya yang aku sampaikan menyakitimu
Maaf, sekiranya kamu harus menahan sabar karena kata-kataku
Tapi bolehkah aku mengatakan kebenaran yang pahit?
Diam dan sakit, diam dan tak berubah
Sistem berputar seperti ini lagi dan lagi, dan kita bertanya, apa yang salah?
Kita kurang koreksi, barangkali
Kita tak mau tersakiti, barangkali
Pada dasarnya kritik memang menyakiti, saran mungkin memang terasa menggurui
Tapi saat kamu akan jatuh, kamu pikir aku akan membiarkanmu?
Aku akan menahanmu, meski tanganmu terluka karena itu
Aku ingin kita berubah
Menghilangkan egoisme

Terasa pedas? Aku tau
Aku dulu pun merasa begitu
Tapi karena kata kata yang tajam menghujam, aku berusaha berubah
Aku harap yang aku katakan ini benar,  aku harap kita juga sama sama berubah
Maaf, aku tak punya niat menyakitimu
Aku hanya ingin revolusi
Aku jenuh dengan kebiasaan seperti ini
Kebiasaan, yang aku perhatikan, kamu lelah habis-habisan
Aku? Berpikir pun tak perlu
Semua sudah kamu atur, semua sudah beres di tanganmu
Tapi apa memang itu tujuan kita?
Tujuan kita berjalan bersama, beriringan, menjadi muslim rahmatan lil alamin
Lantas kenapa aku malah merasa mengekor? Bahkan lebih terasa seperti menyeret
Aku tak mengerti kenapa harus ditanya,"seberapa besar komitmenmu?"
Saat kujawab komitmen penuh, tapi aku tak kerja apa-apa lantaran semua habis kamu kerjakan
Ayolah, kita bersama..
Apa gunanya aku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar