Minggu, 12 April 2015

When he holds your hand... (think again)

Jadi, malam ini, saya baru lihat postingan temen. Dia lagi ulang tahun. Dia posting poto, poto dia lagi dipasangin cincin. Bersama poto-poto itu, dia sertakan penjelasan, "makasih ya sayang :*". Poto-poto itu kelihatannya amat-sangat 'sweet'. Tapi, saya cuma bisa mendesah penuh penyesalan, karena poto itu, didokumentasikan antara dia dan pacarnya (pacar?what kind of food is that?). Rasa-rasanya merinding, waktu melihat tangan si cowok, megang tangan si cewek. Langsung teringat sabda Rasulullah, " Seorang yang ditusuk kepalanya dengan jarum besi, lebih baik daripada lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya". Merinding. Andaikata cowok itu adalah suaminya, tentu sentuhannya akan menjadi pahala bagi mereka berdua. The problem is, that boy isn't her husband. Menjadi apakah sentuhan si cowok itu? Apakah menjadi bara-bara api neraka? Nau'dzubillah min dzalik. Hanya menjadi nikmat semu yang sementara. Hanya menjadi sesal berkepanjangan di kemudian hari. Saya tidak merasa sok suci dengan mengatakan ini. Saya hanya mengatakan ini berdasarkan hadits Rasulullah, berdasarkan pengalaman, betapa wanita-wanita yang pernah disentuh oleh lelaki yang bukan mahramnya, kelak merasakan penyesalan. Trust me, it's true. Unless wanita tersebut hatinya tak tersentuh hidayah. Kelak, saat ia menikah, dan melihat kembali tangannya, yang terngiang adalah tangan itu pernah disentuh seseorang yang bukan suaminya. Tangan itu pernah menjadi sebab dosa bagi laki-laki lain :'( . Tangan itu pernah melakukan zina. Tangan itu akan dimintai pertanggungjawaban :'( :'( . Tangan itu... tangan itu yang akan menjawab ketika ditanya, "Apa yang telah dilakukan dengan tangan ini?". Dusta tak akan ada. Tubuh inilah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tak mungkin berdalih. Dan jawab si tangan, "aku telah berzina" T^T .How sad is that? Harus bilang apa lagi nanti? Mulut dikunci rapat, penyesalan pun tak ada gunanya. Allah... dan di saat itulah azab Allah menanti. Kita bisa apa? Saya tau, saya memang tak sesuci itu, bukan berarti saya tak pernah 'disentuh' oleh tangan-tangan haram, baik sengaja maupun tak sengaja. Dan sekarang? Penyesalan bertubi itulah yang tersimpan. Sesak, sedih, kalaulah bisa waktu terulang lagi. Allah... hamba harus jawab apa nanti saat Kau tanya? :'(

Bukankah lebih romantis, ketika kita berulang tahun, di atas sajadah, di antara senyapnya malam, di sela tangis sepertiga malam, ada yang berdoa, "Ya Rabb, berkahilah usia kekasih hamba, istri hamba. Jagalah ia dan jadikanlah ia bidadari hamba di surga. Ya Rabb, sayangilah tulang rusuk hamba. Panjangkanlah umurnya dalam ketaatan. Jadikanlah ia wanita sholihah yang dirindu surga..."
Kemudian si dia mendatangimu, berbisik di telingamu, "Barakallah fii umrik, istriku.." Huaaaaaa melting. Saat itu malaikat akan mencatatkan pahala. Saat jemari si dia kemudian bertaut dengan jemarimu, dan dosa-dosa mengalir dari celah jari jari itu. masya Allah. Bukankah itu yang kita inginkan?

Ya Rabb, jaga hamba, sucikan hamba, sekalipun hamba ini hina, sekalipun diri hamba terjerat zina (mata, hati, tangan, kaki, dsb.), ampuni hamba, lindungi hamba, dan persiapkan hamba hanya untuknya yang membawa hamba kepadaMu. Aamiin ya Rabbal Alamiin

Sekian dari saya, segala kata yang mungkin menyakiti harap dimaklumi, mohon dimaafkan. Kesalahan datangnya dari saya, kesempurnaan hanyalah milik Allah

3 komentar: